Terdapat perbedaan periodisasi fiqh di kalangan ulama fiqh kontemporer. Muhammad Khudari Bek (ahli fiqh dari Mesir) membagi periodisasi fiqh menjadi enam periode. Menurut Mustafa Ahmad az-Zarqa, periode keenam yang dikemukakan Muhammad Khudari Bek tersebut sesebenarya bisa dibagi dalam dua periode, karena dalam setiap periodenya terdapat ciri tersendiri. Periodisasi menurut az-Zarqa adalah sebagai berikut:
Kamis, 16 Januari 2014
Sejarah Perkembangan Fiqh
Terdapat perbedaan periodisasi fiqh di kalangan ulama fiqh kontemporer. Muhammad Khudari Bek (ahli fiqh dari Mesir) membagi periodisasi fiqh menjadi enam periode. Menurut Mustafa Ahmad az-Zarqa, periode keenam yang dikemukakan Muhammad Khudari Bek tersebut sesebenarya bisa dibagi dalam dua periode, karena dalam setiap periodenya terdapat ciri tersendiri. Periodisasi menurut az-Zarqa adalah sebagai berikut:
Selasa, 14 Januari 2014
KENYATAAN KEIMANAN
Keimanan
kepada Allah merupakan hubungan yang semulia-mulianya antara manusia dengan
dzat yang Maha Menciptakannya. Sebabnya yang sedemikian ini ialah karena
manusia adalah semulia-mulianya makhluq Tuhan yang menetap di atas permukaan bumi,
sedang semulia-mulia yang ada di dalam tubuh manusia itu ialah hatinya dan
semulia-mulia sifat yang ada di dalam hati adalah keimanan.
Dari
segi ini dapatlah kita maklumi bahwasannya mendapatkan petunjuk sehingga
menjadi manusia yang beriman adalah seagung-agung kenikmatan yang dimiliki oleh
SISTEM AKHLAQ
Perasaan
akhlaq adalah perasaan semulajadi yang mana Allah menciptakan manusia bersama
dengannya. Kerana itu manusia terdorong untuk menggemari setengah-setengah
sifat kemanusiaan dan membenci setengah-setengah sifat yang lain. Perasaan ini,
meskipun berbeza-beza dan berlebih kurang kadarnya di antara berbagai-bagai
individu manusia, namun perasaan bersama (common sense) - tanpa memandang
kepada individu secara perseorangan masih terus menghukum setengah-setengah
sifat tingkah laku sebagai sifat-sifat yang baik, dan setengah-setengah sifat
yang
BUAH-BUAH KEIMANAN
Jikalau seseorang itu sudah
berma’rifat benar-benar kepada tuhannya dengan jalan akal dan hati, maka hal
itu akan menjadikan jiwanya kokoh dan kuat dan meninggalkan kesan yang baik dan
mulia. Selain itu kema’rifatan itu pula yang akan mengarahkan tujuan dan
pandangannya kejurusan yang baik dan benar, malahan ketingkat keluhuran dan
keindahan.
Buah keimanan itu sebagian akan saya
simpulkan dalam uraian di bawah ini:
1. kemerdekaan jiwa dari kekuasaan orang lain
Sebabnya sifat itu timbul ialah
karena keimanan yang sebenar-benarnya itu akan memberikan kemantapan dalam jiwa
seseorang bahwa hanya Allah sajalah yang
Maha Kuasa untuk memberikan kehidupan, mendatangkan
Tujuan Aqidah Islam
Akidah Islam
mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegang, iaitu:
1. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah kepada Allah satu-satunya. Kerana Dia adalah Pencipta yang tidak ada sekutu bagi-Nya, maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan kepada-Nya satu-satunya.
2. Membebaskan akal dan fikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari akidah. Kerana orang yang hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah serta menyembah materi yang dapat dilihat saja dan adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan akidah dan khurafat.
3. Ketenangan jiwa dan fikiran, tidak cemas dalam
1. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah kepada Allah satu-satunya. Kerana Dia adalah Pencipta yang tidak ada sekutu bagi-Nya, maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan kepada-Nya satu-satunya.
2. Membebaskan akal dan fikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari akidah. Kerana orang yang hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah serta menyembah materi yang dapat dilihat saja dan adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan akidah dan khurafat.
3. Ketenangan jiwa dan fikiran, tidak cemas dalam
Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
Beliau adalah Abu
Abdillah Muhammad bin Shalih bin Muhammad bin Utsaimin Al Wuhaibi At Tamimi.
Beliau dilahirkan di kota Unaizah pada tanggal 27 bulan ramadhan tahun 1347 H.
Beliau
belajar Al Quran kepada datuknya dari jalan ibu, Abdurrahman bin Sulaiman Ali
Damigh rahimahullah. Kemudian beliau menuntut ilmu, belajar menulis ,
berhitung, dan ilmu sastera. Syaikh Abdurrahman as sa’di menempatkan 2 muridnya
di kediamannya untuk mengajar murid-murid junior, yang seorang bernama syaikh
Ali Ash Shalihi dan seorang lagi syaikh Muhammad bin Abdul azizi Al Muthawi,
yang kepadanya beliau belajar mukhtasar aqidah wasithiyah tulisan syaikh Abdur
rahman as sa’di dan minhajus salikin fil fiqhi tulisan syaikh abdurrahman juga,
jurumiyah dan alfiyah. Beliau belajar faraidh dan feqh kepada
Minggu, 12 Januari 2014
Maulana Maududi
Lahir pada 3 Rejab, 1321 AH (25
September , 1903 AD) di Aurangabad bandar Hyderabad (sekarang Maharashtra)
negeri, India. Beliau
merupakan seorang sayyid, yang berketurunan Muhamad. Beliau seorang pemimpin
spiritual bertaraf wali / Sufi. Bapa Maulana Maududi ialah Ahmad Hasan yang
lahir pada 1855 AD , seorang peguam. Maulana Maududi anak bungsu dari 3 beradik
lelaki.
Sabtu, 11 Januari 2014
Watak dan Sifat Iman
Sekarang
marilah kita mengkaji dasar-dasar yang di atasnya Al Quran menegakkan hubungan
manusia dengan Allah Subhanahu Wata'ala dan konsepsi hidup yang dengan
sendirinya lahir dari perhubungan tersebut. Al Quran telah menjelaskan
permasalahan di atas di beberapa tempat tetapi keseluruhan konsep hidup sebagai
yang digambarkan telah tersimpul di dalam Surah Al-Taubah: ayat 111 yang artinya:
"Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata'ala telah membeli diri orang-orang
Mu'min, jiwa-jiwa mereka dan
Rabu, 08 Januari 2014
Komoditas yang menjadi berhala baru
Komoditas, bahasa sederhananya sesuatu yang bias dijual. Non komoditas artinya yang tidak boleh diperjualbelikan. Ada beberapa hal yang dalam ajaran islam tidak boleh diperjualbelikan. Namun saat ini menjadi lahan bisnis yang laris manis.
Uang dengan bursa efeknya.
Rumah sakit beserta jaringannya. Lembaga pendidikan dengan segenap sistemnya.
Jasa keamanan dan berbagai perangkat pendukungnya. NGO atau LSM beserta yang
melingkupinya. Bahkan jabatan, kepegawaian dan sistem pemerintahan. Semua itu
bukan komoditas. Semua itu tidak boleh diperjualbelikan. Itu semua bukan
wilayah untuk mencari keuntungan.
Ketika berbagai hal di atas
diniatkan untuk mencari keuntungan, diproyeksikan sebagai lahan bisnis, maka
semua itu menjadi berhala-berhala baru yang akan menuntun kita dengan begitu
mesranya menuju neraka Allah. Memang diperlukan solusi bijaksana yang mampu
mentransformasi itu semua. Pendidikan berkualitas itu memang tidak murah.
Bahkan bila menginginkan kualitas SDM yang mampu bersaing dalam kancah dunia
global harus dianggarkan dana yang besar. Bahkan untuk membangun generasi yang
kuat diperlukan sosok-sosok yang memiliki standar kesehatan.
Solusi terpenting untuk
menyelesaikan ini semua bukan dengan mencari kambing hitam. Bukan menuding dan
mengkritik. Sikap dewasa umat bias dibuktikan dengan membangun lembaga badan
wakaf dan lembaga Baitul Maal yang kuat dan berwibawa. Kesadaran masyarakat,
perusahaan dan berbagai lembaga profit dalam menyisihkan sebagai harta dan
keuntngan menjadi salah satu solusi mendasar.
Di sisi lain, upaya peluncuran
ide cerdas untuk mengganti sistem bursa efek yang saat ini menjadi ikon bisnis
fital terus dimunculkan sekaligus diperlukan adanya penetrasi secara terus
menerus. Mewujudkan tindakan yang solutif adalah makna jihad sebenarnya.
Kesadaran dan kesiapan untuk bertaubat bagi pelaksana LSM dan para jejaring di
pemerintahan bukan sekedar akan mendapatkan surve. Namun juga akan menjadi
kunci utama dalam mengurangi benang kusut permasalahan yang sebenarnya.
“Sesungguhnya berhala berhala yang kamu sembah selain Allah, hanya untuk
menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan di dunia,
kemudian pada hari kiamat sebagian kamu akan saling mengingkari dan saling
mengutuk dan tempat kembalimu ialah neraka dan sama sekali tidak ada penolong
bagimu.” (Qs. Al Ankabut : 25)
Diawasi Allah
Muraqabah. Merasa selalu diawasi, diperhatikan, dilihat oleh Allah SWT. Tentu hanya orang-orang yang imannya kuat yang bisa merasakan demikian. Ya, ketika kita merasa diawasi oleh Allah kita terhindar dari segala bentuk kemaksiatan. Seperti tatkala berpuasa, meski tak ada seorangpun yang tahu jika minum atau makan, namun kita tidak melakukannya. Itu karena kita merasa diawasi oleh Allah.
Abdullah bin Dinar, “Suatu ketika saya pergi bersama Umar bin Khattab ra, menuju makkah. Ketika kami sedang
Bahaya Maksiat Bagi Jiwa, Hati, dan Jasmani Manusia
Di era unta, maksiat adalah hal yang sangat tabu dan bukanlah tradisi umat islam.
Tapi di era Toyota ini, maksiat sudah menjadi tradisi yang biasa dilakukan dalam kehidupan keseharian.
bahkan, jika tidak melakukan suatu maksiat, serasa do'a itu tidak ada bobotnya, ini menurut sebagian orang. Karena banyak yang merasa do'anya ampuh dan mujarab adalah ketika setelah melakukan suatu dosa kemudian dia meminta ampunan kepada Allah. Tapi ingatlah, dosa kecil akan berubah menjadi dosa besar apabila kita meremehkan dosa kecil tersebut. Dosa yang kecil aja bisa jadi besar, apalagi dosa besar? belum lagi jika kita meremehkan dosa yang besar itu, apa jadinya nanti?
Nah, kali ini, saaya akan menguak Bahaya Maksiat Bagi Jiwa, Hati, dan Jasmani. Manusia kadang tak mengetahui seberapa besar dosanya, hanya Allah-lah yang mengetahui seluruhnya.
Diantara beberapa yang kita ketahui adalah sebagai berikut.
Langganan:
Postingan (Atom)