Rabu, 08 Januari 2014

Diawasi Allah

Muraqabah. Merasa selalu diawasi, diperhatikan, dilihat oleh Allah SWT. Tentu hanya orang-orang yang imannya kuat yang bisa merasakan demikian. Ya, ketika kita merasa diawasi oleh Allah kita terhindar dari segala bentuk kemaksiatan. Seperti tatkala berpuasa, meski tak ada seorangpun yang tahu jika minum atau makan, namun kita tidak melakukannya. Itu karena kita merasa diawasi oleh Allah.

Abdullah bin Dinar, “Suatu ketika saya pergi bersama Umar bin Khattab ra, menuju makkah. Ketika kami sedang beristirahat, tiba-tiba muncul seorang penggembala menuruni lereng gunung menuju kami. Umar berkata kepada penggembala, “Hai penggembala, juallah seekor kambingmu kepadaku.” Penggembala itu menjawab, “Tidak! Saya seorang budak.” Umar menimpali lagi, “Katakan saja kepada tuanmu bahwa dombanya diterkam serigala.” Penggembala itu berkata,”Kalau begitu, dimanakah Allah?”

Mendengar jawaban seperti itu, Umar menangis. Kemudian Umar mengajaknya pergi ke tuannya lalu dimerdekakannya. Umar berkata, “Kamu telah dimerdekakan di dunia oleh ucapanmu dan semoga ucapan itu bisa memerdekakanmu di akhirat kelak.”

Penggembala itu sangat menyadari bahwa Allah melihatnya dan mengetahuinya, sehingga ia tidak berani melakukan keburukan. Ia takut melakukan kemaksiatan meskipun ada kesempatan dan tidak ada orang yang mengetahui. Sungguh, jika ia menjual kambingnya kepada Umar, tak ada seorangpun yang akan mengadukannya kepada tuannya. Namun tidak. Ia merasa Allah melihatnya. Muraqabah, merasa diawasi oleh Allah telah menyelamatkannya dari kejahatan.

Para pengunjung yang setia, muraqabah merupakan sunnah perintah Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadist beliau mengatakan, “Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik guna menghapuskan perbuatan buruk tersebut, serta gaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.” (HR. Tirmidzi)

Muraqabah akan melahirkan perasaan dekat dengan Allah. Dan benar, Allah itu begitu dekat. “Dan Kami lebih dekat padanya daripada urat lehernya sendiri.” Rasa dekat itupun melahirkan kecintaan membara untuk bertemu dengan-Nya. Inilah buah muraqabah yang bersambung kepada Allah. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW mengatakan, “Barang siapa yang merindukan pertemuan dengan Allah, maka Allah pun akan merindukan pertemuannya dengan diri-Nya. Dan barang siapa tidak menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah pun tidak menyukai pertemuan dengannya.” (HR. Bukhari)

0 komentar:

Posting Komentar