skip to main |
skip to sidebar
Muraqabah. Merasa selalu diawasi,
diperhatikan, dilihat oleh Allah SWT. Tentu hanya orang-orang yang imannya kuat
yang bisa merasakan demikian. Ya, ketika kita merasa diawasi oleh Allah kita
terhindar dari segala bentuk kemaksiatan. Seperti tatkala berpuasa, meski tak
ada seorangpun yang tahu jika minum atau makan, namun kita tidak melakukannya.
Itu karena kita merasa diawasi oleh Allah.
Abdullah bin Dinar, “Suatu ketika
saya pergi bersama Umar bin Khattab ra, menuju makkah. Ketika kami sedang
beristirahat, tiba-tiba muncul seorang penggembala menuruni lereng gunung
menuju kami. Umar berkata kepada penggembala, “Hai penggembala, juallah seekor
kambingmu kepadaku.” Penggembala itu menjawab, “Tidak! Saya seorang budak.”
Umar menimpali lagi, “Katakan saja kepada tuanmu bahwa dombanya diterkam
serigala.” Penggembala itu berkata,”Kalau begitu, dimanakah Allah?”
Mendengar jawaban seperti itu, Umar
menangis. Kemudian Umar mengajaknya pergi ke tuannya lalu dimerdekakannya. Umar
berkata, “Kamu telah dimerdekakan di dunia oleh ucapanmu dan semoga ucapan itu
bisa memerdekakanmu di akhirat kelak.”
Penggembala itu sangat menyadari
bahwa Allah melihatnya dan mengetahuinya, sehingga ia tidak berani melakukan
keburukan. Ia takut melakukan kemaksiatan meskipun ada kesempatan dan tidak ada
orang yang mengetahui. Sungguh, jika ia menjual kambingnya kepada Umar, tak ada
seorangpun yang akan mengadukannya kepada tuannya. Namun tidak. Ia merasa Allah
melihatnya. Muraqabah, merasa diawasi oleh Allah telah menyelamatkannya dari
kejahatan.
Para pengunjung yang setia,
muraqabah merupakan sunnah perintah Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadist beliau
mengatakan, “Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada dan ikutilah
perbuatan buruk dengan perbuatan baik guna menghapuskan perbuatan buruk
tersebut, serta gaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.” (HR. Tirmidzi)
Muraqabah akan melahirkan perasaan
dekat dengan Allah. Dan benar, Allah itu begitu dekat. “Dan Kami lebih dekat
padanya daripada urat lehernya sendiri.” Rasa dekat itupun melahirkan kecintaan
membara untuk bertemu dengan-Nya. Inilah buah muraqabah yang bersambung kepada
Allah. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW mengatakan, “Barang siapa yang
merindukan pertemuan dengan Allah, maka Allah pun akan merindukan pertemuannya
dengan diri-Nya. Dan barang siapa tidak menyukai pertemuan dengan Allah, maka
Allah pun tidak menyukai pertemuan dengannya.” (HR. Bukhari)
0 komentar:
Posting Komentar