Selasa, 14 Januari 2014

BUAH-BUAH KEIMANAN



            Jikalau seseorang itu sudah berma’rifat benar-benar kepada tuhannya dengan jalan akal dan hati, maka hal itu akan menjadikan jiwanya kokoh dan kuat dan meninggalkan kesan yang baik dan mulia. Selain itu kema’rifatan itu pula yang akan mengarahkan tujuan dan pandangannya kejurusan yang baik dan benar, malahan ketingkat keluhuran dan keindahan.
            Buah keimanan itu sebagian akan saya simpulkan dalam uraian di bawah ini:
1. kemerdekaan jiwa dari kekuasaan orang lain
            Sebabnya sifat itu timbul ialah karena keimanan yang sebenar-benarnya itu akan memberikan kemantapan dalam jiwa seseorang bahwa hanya Allah sajalah  yang Maha Kuasa untuk memberikan kehidupan, mendatangkan
kematian, memberikan ketinggian kedudukan, menurunkan dari pangkat yang tinggi, juga hanya Dia sajalah yang dapat memberikan kemadharatan atau kemanfaatan kepada seseorang manusia. Selain Allah tidak ada yang kuasa melakukannya. Jadi untuk apa diri suka diperintah oleh orang yang tidak kuasa apa-apa itu.
            Sebenernya sebab utama yang mengekang manusia sehingga tidak dapat bergerak dengan bebas dan cepat juga yang merupakan penghalan yang terbesar untuk mencapai kemajuan itu ialah sikap tunduk dan patuh pada kemauan orang lain. Sikap kediktatoran dari orang atau golongan lain itulah yang menghambat segala macam kemajuan, baik yang dilakukan sebagai kediktatoran politik oleh para penguasa pemerintahan atau kepala-kepala Negara, ataupun yang dilakukan sebagai kediktatoran kependetaan oleh para ahli agama atau pendeta-pendetanya.
            Dengan penetapa yang diberikan oleh islam dalam kenyataan ini, maka segala macam perhambaan haruslah dilenyapkan, sendangkan sebagai gantinya haruslah diperkembangkan kemerdekaan setiap orang dari kungkungan dan belenggu para pengekang dan penghambat yang telah berjalan berabad-abad lamanya.
2. Keimanan yang hakiki itu dapat menimbulkan jiwa keberanian dan ingin terus maju karena membela kebenaran.
            Kematian akan dianggap tidak berharga sama sekali, diremehkan dan sebaliknya malahan akan dicarilah kematian secara syahid, demi untuk menuntut tegaknya keadilan dan kejujuran serta hak.
            Apakah sebabnya jiwa keberanian itu akan timbul? Sebabnya ialah karena keimanan itu akan mengajarkan bahwa yang kuasa memberikan umur itu tidak ada selain Allah. Umur itu tidak akan berkurang sebab manusia itu menjadi berani dan terus maju, tetapi tidak pula akan bertambah dengan adanya sikap pengecut dan licik. Alangkah banyaknya manusia yang mati di atas kasurnya yang empuk, tetapi alangkah pula banyaknya orang yang selamat ditengah berkecamuknya peperangan yang maha dahsyat dan pertarungan yang amat sengit.
3. Keimanan itu akan menimbulkan keyakinan yang sesungguh-sungguhnya,
            bahwa hanya Allah jualah yang Maha Kuasa memberikan rizki, juga bahwa rizki itu tidak dapat dicapai karena kelobaannya orang yang bersifat tamak dan tidak dapat pula ditolak oleh keengganannya orang yang tidak menyukainya.
            Manakala aqidah yang sebenar-benarnya itu sudah mendalam sekali meresapnya dalam jiwa, maka sudah pasti manusia yang memilikinya itu akan terlepas dari hinanya sifat-sifat kikir, tamak, rakus dan loba dan sebagai gantinya ia akan bersifat dan berbudi yang utama seperti dermawan, suka memberikan bantuan, gemar menolong, suka memaagkan, pandai bergaul dan lain-lain. Ia akan menjadi manusia yang dapat diharap-harapkan kebaikannya dan orang lain akan merasa aman sentosa dari kejahatannya.
4. Ketenangan atau tuma’ninah
            adalah salah satu bekas dari pada keimanan. Yang dimaksudkan ialah ketenangan hati dan ketentraman jiwa.
            Jikalau hati sudah tenang dan jiwapun sudah tentram, maka manusia itu pasti akan dapat merasakan kelezatannya beristirahat, juga keni’matan keyakinan dalam kalbu. Disamping itu ia akan berani menganggung segala kesukaran dan kesengsaraan dengan sikap yang berani, ia akan tabah menghadapi segala marabahaya sekalipun bagaimana juga besar dan dahsyatnya. Sementara itu ia meyakinkan pula bahwa pertolongan Allah pasti akan diulurkan pada dirinya, karena hanya Dialah yang Maha Kuasa untuk membuka segala pintu yang tertutup dan mendobrak segala jendela-jendela yang terkunci. Dengan kepercayaan yang sedemikian ini, maka tidak mungkin akan dihinggapi oleh rasa kesedihan, penyesalan ataupun hendak muntuk kebelakang. Apalagi keputusasaan, maka sifat ini sama sekali tidak terdapat dalam kamus kalbunya.
5. Keimanan itu dapat mengangkat seseorang dari kekuatan ma’nawiyah kemudian menghubungkannya dengan sifat dari Dzat Allah yang merupakan sumber kebaikan dan kebajikan serta pokok dari segala kesempurnaan.
            Dengan memiliki semua itu, manusia akan dapat lebih tinggi kedudukannya dari pada segala yang ada, ia dapat melepaskan diri dari berbagai materi keduniaan, menghindarkan diri dari semua macam kesyahwatan, tidak lagi mengingahkan kelezatan duniawiyah dan lain hal yang tidak ada kemanfaatannya. Sebaliknya ia akan meyakinkan bahwa kebaikan dan kebahagiaan itu terletak dalam kesucian dan kemuliaan budi serta merealisasikan segala tindakan yang baik dan bernilai tinggi. Dari sudut ini, seseorang akan mengarahkan tujuannya yang benar-benar menjurus ke arah kebaikan dalam segala bidang, baik yang menafaatannya akan kembali pada dirinya sendiri, ummatnya ataupun seluruh masyarakat ramai.
            Inilah yang merupakan rahasia mengapa amal shalih dengan segenap cabang dan rantingnya itu selalu dihubungkan dengan keimanan. Tidak lain sebabnya hanyalah karena memang keimanan itulah yang merupakan pokok pangkal yang dari situ akan muncullah amal perbuatan yang baik-baik itu dan dari padanya pula bercabang segala tindak tanduk yang menyebabkan keridha_an Allah.

INGATLAH!!! MANAKALA HATI SUDAH MEMPEROLEH PETUNJUK YANG BAIK, MAKA KEBAIKAN APA LAGI YANG AKAN DITINGGALKANNYA? SEMUA AMAL KEBAIKAN PASTI AKAN DILAKSANAKAN DENGAN SEKUAT TENAGA YANG DIMILIKINYA.

0 komentar:

Posting Komentar